Belajar Menyayangi Lingkungan dari Film Dr Seuss The Lorax
Dr
Seuss adalah seorang penulis yang berasal dari Amerika Serikat. Dr seuss
menulis banyak buku yang berhubungan dengan anak – anak, Karena tulisan dari Dr
seuss ini ditujukan kepada anak – anak maka tak luput gambar kartun dimasukan
dalam sebuah karya tulisnya agar anak – anak mengerti dari sebuah alur cerita
dari sebuah tulisan yang dibuat oleh Dr Seuss.
Gambar
kartun dan cerita yang dibuat oleh Dr seuss ini ternyata dilirik oleh animasi film yang tak asing bagi kita yakni Universal
Studios. Sedikit pengertian dari Universal Studios, Universal Studios merupakan
sebuah perusahaan yang memproduksi pembuatan animasi film seperti Despicable Me,
Shrek dan masih banyak lagi yang tak asing dari telinga kita. Universal Studios
ingin memfilmkan dari buku yang dikarang oleh Dr seuss. Dan salah satu karya
dari Dr Seuss yang difilmkan oleh Universal Studios adalah “The Lorax”.
Dalam
film “The Lorax” menceritakan tentang seorang pemuda yang ingin mengetahui
kehidupan di balik tembok besar yang ada di kotanya, lalu pemuda tersebut mencoba
untuk menembus tembok besar di balik kotanya . Setelah pemuda itu menembus
tembok besar yang di balik kotanya tersebut si pemuda itu terkejut karena
kehidupan di balik tembok kotanya memiliki kehidupan yang sangat berbeda dengan
yang ada dikotanya. Kehidupan dibalik tembok kotanya penuh dengan asap, langit
yang hitam dan perbukitan. Namun, ada sesuatu hal aneh dikehidupan disini,
terdapat hanya satu rumah di dalam ruang ini. Lalu si pemuda itu mendatangi
rumah ini dan ingin mengetahui orang yang tinggal dirumah ini.
Setelah
sesampai dihalaman rumah tersebut si pemuda itu mengetok rumah, “toktoktok”
apakah ada orang disini? Hening belum tedengar sapaan dari dalam rumah ini. Si
pemuda ini mengetok lagi”toktoktok” kemudian datanglah seorang yang bertopi dan
menggunakan jas berwarna hijau, kemudian orang ini menyapa”mau apa kamu kemari,
ini bukan tempat kamu, disini sangat
berbahaya lebih baik kamu pulang saja”, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan
selanjutnya”siapa kamu?” lalu si pemuda tersebut menjawab aku Ted, dan aku
mendatangi kesini karena aku ingin mengetahui apa yang terjadi disini,dan
dilanjutkan pertanyaan dari ted”siapa namamu?.
Kemudian dijawablah
oleh seorang yang bertopi dan menggunakan jas berwarna hijau tadi. Aku adalah
Once – Ler,dahulu aku pernah berkuasa disini akan tetapi karena kesombongan
yang aku lakukan terjadilah seperti yang kau lihat ini perbukitan yang penuh
asap, langit yang hitam. Dulu terdapat
banyak pohon trufulla yang dimana pohon ini hanya terdapat disini dan kau tak
akan menemukan pohon trufulla ini dibelahan bumi manapun. Bahwa selain pohon
trufulla terdapat makhluk – makhluk lucu dan unik seperti beruang madu, burung
pelikan yang berwarna kuning, ikan emas yang dapat berjalan didarat, serta
hewan yang bernama lorax. Tujuan aku kesini ialah untuk menjadikan dedaunan
yang ada dipohon trufulla ini menjadi thneed. Thneed adalah sebuah benda
seperti wol yang akan di jadikan pakaian penghangat seperti syal maupun jaket.
Seketika
Once-Ler mau menebangkan pohon trufulla pertama, Once – Ler dihadang lorax, dan
lorax ini berbicara kepada dia(Once-Ler)”apa yang mau kau perbuat terhadap
pohon ini?”
Once-Ler”ayolah
aku cuman ingin mengambil dedaunan yang ada di pohon ini yang ingin aku jadikan
benda yang memiliki nilai jual beli yang mahal” pufft(bunyi pohon jatuh).
Lorax”kau tak
pantas melakukan seperti ini, ini adalah perbuatan keji”
Dengan Sombongnya
Once-Ler pura – pura tidak mendengar dari omongan yang keluar dari mulut Lorax.
satu,dua,tiga hingga sesampainya tak ada lagi pohon yang tersisa disini. Lorax
sangat sedih melihat keadaan tempat tinggalnya seperti ini, karena tak ada
tempat yang dapat ditinggali akibat dari pembabatan hutan trufulla disini,
Lorax beserta hewan-hewan yang ada disini meninggalkan tempat ini. Sebelum
Lorax meninggalkan tempat ini, Lorax menjumpai Once-Ler untuk mengucapkan
beberapa pesan kepada dia dan meninggalkan benih pohon trufulla kepada
Once-Ler.
Akan tetapi
Once-Ler tak dapat mengelolaa benih pohon trufulla. Setelah semua kejadian
disini diceritakan oleh Once-ler kepada Ted. Once-Ler meminta kepada Ted untuk
menumbuhkan benih pohon trufulla ini menjadi pohon yang sesungguhnya. Pasalnya
pohon yang ada di perkotaan di kota Ted adalah pohon palsu.
Setelah
mendengar cerita dari Once-Ler dan mendapatkan amanah dari dia. Ted kembali
kekotanya untuk menumbuhkan bibit pohon trufulla tadi. Ternyata untuk
menumbuhkan bibit trufulla menjadi pohon memiliki beberapa hambatan sehingga
Ted berurusan bersama Walikota Thneedville. Setelah hambatan Ted terpecahkan
akhirnya yang dinanti – nanti Ted menanam pohon tersebut yang pada akhirnya
pada saat tumbuh pohon ini bertebaran dimana – mana. Sehingga tembok raksasa
yang ada di Thneedville dihancurkan dan menjadi satu wilayah antara kota Thneed
dengan wilayah Once-Ler
Sementara suasana
dilingkungan Once-Ler berubah lagi menjadi kawasan hijau dan pohon trufulla
kembali muncul lagi di sana. Burung – burung mulai berkicauan dan beruang pada
kembali lagi kesini beserta Loraxnya juga. Disinilah akhir dari film ini
Film Dr Seuss “The
Lorax” merupakan film lama, dirilis tahun 2014 silam. Berbentuk animasi,
mungkin kalian pernah menonton film ini berkali-kali di TV namun walaupun film
ini berbentuk animasi, aku rasa film ini cocok untuk kalangan usia manapun
terutama untuk orang dewasa yang suka melakukan pembabatan hutan yang semena –
menanya (illegal logging).
Adapun pesan
moral yang aku simpulkan dari film ini adalah jagalah lingkungan dimanapun,
jangan menbang pohon sesukanya, satu pohon yang ditebang akan menghilangkan
berbagai macam makhluk hidup yang ada di pohon tersebut dan apabila pohon
tersebut telah ditebang maka akan tinggal dimana lagi mereka(mahkluk hidup)
yang ditinggal pohon tadi. Yang berdosa adalah kita sendiri Manusia, dan tiap
dosa akan dipertanggung jawabkan kepada tuhannya.
Unless Someone
like you cares a whole awful lot. Nothing is going to get better its not -
Lorax
Terima kash
telah membaca, sekian dulu dari thread inii .
Komentar
Posting Komentar