Bincang Prihal Islam Bersama Mahasiswa Al-azhar mesir
Pada tanngal 31 agustus 2017 alhamdulillah project ku selama menjalani program global volunteer melalui AIESEC telah selesai. Dan waktuya untuk pulang ke tanah lahiran yeayy. Jadi pada saat mau check in tiket pesawat aku jumpa ramai sangat dengan orang bekulit sawo matang. Yup aku langsung beramsumsi bahwa orang - orang ini adalah orang Indonesia. dan ternyata asumsiku salah. Mereka adalah orang Malaysia. Bagaimana aku bisa tahu ? Jadi ada salah satu mas mas yang ngajak bicara sama aku. Setelah mas mas itu ngelontarkan pertanyaan ke aku. Akupun langsung jawab maaf aku indonesia. Kenapa aku menjawab bahwa "maaf aku Indonesia" sebab mas - mas itu nanya ke aku pake bahasa melayu kelantan. Kalau kalian belum tau apa itu kelantan. Kelantan adalah salah satu kota yang ada di Malaysia. Sumpah itu melayu kelantan susah banget dimengerti beda banget dengan melayu yang ada di kartun upin dan ipin. Setelah berbincang - bincang sama orang itu selama mau chek in, waktunya tiba untuk masuk ke pesawat dan duduk dikursi. Setelah para penumpang telah duduk di seat-nya masing masing orang di samping kanan ku itu orang perancis dan orang yang ada disamping kiri ku orang Malaysia. Orang Malaysia yang berada disamping kiriku ini bukan orang yang ngajak aku berbicara pada saat mau chek in.
Orang malaysia yang berada disamping kiriku ini bernama Habib Zhohir. Dia sedang menempu gelar S2 atau master degree di Al-Azhar University dengan jurusan syariat islam. Ada banyak pertanyan yang aku lontarkan ke dia. Dan ternyata dia memiliki paman yang dimana pamanya ini tinggal di provinsi lampung. Aku mencoba menanyakan tentang Habib favoritku yaitu Habib Ali Zaenal Abidin Alhamid ke bang Zhohir sebab habib favoritku ini tinggal di daerah setiawangsa, Malaysia. Dan bang zhohir ini sangat akrab sekali dengan beliau. Selalu mendatangi kajian rutin di majelis darul murtadza. Dan hebatya bang Zhohir ini mengajarkan matematika ke 4 anak perempuan Habib Ali. Dia menawari ke aku kalau seandainya kalau aku ingin ke Malaysia aku bisa tinggal di rumahnya bang Zhohir dan mendatangi kajian Habib Ali asal bang Zhohir ada pun di Malaysia. Perbincangan kita sementara usai sebab pesawat yang kita naiki telah sampai di Abu Dhabi. Setelah turun dari pesawat dan menuju ruang transit. Waktu sholat maghrib telah tiba. Dan aku menuju ke musola terlebih dahulu. Sesudah menjalani sholat maghrib aku melihat ada bang Zhohir disini. Ya kita pun ngobrol - ngobrol lagi dan bang Zhohir mengasih sebuah roti ke aku, kebetulan aku lagi lapar sangat. Alhamdulillah kelaparan bisa diatasi dari roti bang Zhohir.
Waktunya beranjak ketempat transit. Kebetulan ruang transit aku sama bang Zhohir berdekatan. ruang transit aku 53 sedangkan dia 50. Jadi masih adalah yang ingin aku tanyakan ke dia, Disini Aku menanyakan kenapa sebagian orang - orang yang berlulusan di universitas di arab saudi ada yang menebar bahwa ajaran islam di nusantara ini kebanyakan bidahnya. Dia menjawab itu tergantung syekh yang mereka dapatkan di universitas mereka. Dan tidak semua seykh yang ada di universitas di arab saudi memiliki paham yang menebar bidah. bang Zhohir menjelaskan ke aku bahwa perilaku atau adab itu lebih penting dari ilmu. Sebab orang yang berilmu tinggi tapi tidak memiliki adab yang baik itu sama halnya orang tersebut tidak memiliki ilmu. Dan ketika orang itu memiliki adab atau akhlak yang baik itu orang dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki ilmu yang tinggi. Ketika ada orang misalnya si A yang memiliki akhlak yang baik tetapi memiliki ilmu yang cetek orang berasumsi bahwa si A ini memiliki ilmu yang bagus. didalam hadits Abu Daud Rasullah bersabda bahwasanya mukmin yang sempurna keimananya adalah yang paling baik akhlaknya. Dari hadits tadi menjelaskan bahwa akhlak yang menjadi penyempurna iman bukan ilmu. Dan untuk mendapatkan akhlak yang baik kita harus belajar dan dari belajar itu kita memperoleh sebuah ilmu.
Komentar
Posting Komentar